Sunday, February 26, 2017

KONSEP DAN TEORI KEPRIBADIAN




KONSEP DAN TEORI KEPRIBADIAN


MAKALAH 

Oleh

Kelompok V
Anggota Kelompok    

Doni Purwansyah                 (152310101073)
Surtiani  Dewi                       (152310101075)
Putri Ayunda  Retno  Arini (152310101077)
Rega Estu  Kusumawati        (152310101079)





PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016











BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Kepribadian merupakan kombinasi dari pikiran, emosi dan perilaku yang membuat seseorang unik, berbeda satu sama lain dan juga bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri. Karakter kepribadian secara mencolok membedakan diri seseorang dengan orang lain.Dalam mempelajari psikologi tidak lepas dari mempelajari tentang jiwa, kepribadian seseorang dalam setiap perbuatan tingkah laku dalam kesehariannya.
Khusus dalam mempelajari kepribadian seseorang tidak hanya dapat dilihat dari tampak luarnya saja, karena sering kali apa yang terlihat dari luar tidak sama dengan kenyataan yang terjadi, yang dialami seseorang, semua yang tampak dari luar hanyalah sebagai topeng saja. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak lepas dari individu yang lainnya. Manusia juga merupakan makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami karena keunikannya.
Dengan keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun. Tetapi, bagaimanapun sulitnya atau apapun hambatannya, manusia ternyata tidak pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang dicarinya itu. Dan barang kali sudah menjadi ciri atau sifat manusia juga untuk selalu mencari tahu dan tidak pernah puas dengan pengetahuan-pengetahuan yang diperolehnya, termasuk pengetahuan tentang dirinya sendiri dan sesamanya. Sekian banyak upaya yang telah diarahkan untuk memahami manusia. Tetapi tidak semua upaya tersebut membawa hasil, namun upaya pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti penting dan tetap harus dilaksanakan. Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup manusia, tergantung kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia.




1.2  Rumusan Masalah
1.2.1    Apakah devisini konsep dan teori kepribadian?
1.2.2    Apa saja faktor yang yang mempengaruhi teori kepribadian?
1.2.3    Bagaimana teori kepribadian menurut para ahli?
1.2.4    Bagaimana penerapan konsep kepribadian dalam ruang lingkup keperawatan?

1.3 Tujuan
1.3.1    Untuk mengetahui devinisi konsep dan teori kepribadian.
1.3.2    Untuk mengetahui faktor yang yang mempengaruhi teori kepribadian.
1.3.3    Untuk mengetahui teori kepribadian menurut para ahli.
1.3.4    Untuk mengetahui penerapan konsep kepribadian dalam ruang lingkup keperawatan.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Devinisi konsep dan teori kepribadian
·         Konsep kepribadian
Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para ahli. Adapun kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality. Kata personality sendiri berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Di sini para aktor menyembunyikan kepribadiannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai dengan topeng yang digunakan (Syamsu & Juntika, 2011).
·         Teori Kepribadian
Teori merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha memahami perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
.
2.2       Faktor yang mempengaruhi konsep dan teori kepribadian
Kalau kita perhatikan, kepribadian individu sangat beragam. Berikut adalah factor-faktor yang memepengaruhi konsep dan teori kepribadian:
a.       Keadaan Fisik
Setiap manusia mempunyai keadaan fisik yang berbeda dari orang lain. Perbedaan fisik anak menimbulkan perbedaan perlakuan dari orang sekitarnya. Anak yang fisiknya lemah cenderung dilindungi secara berlebihan sehingga tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru. Bandingkan jika anak secara fisik kuat dan jarang sakit, bagaimana perlakuan yang diterimanya dari orang lain? Hal tersebut mempengaruhi anak dalam membentuk konsep diri dan akhirnya mempengaruhi model kepribadiannya. Keadaan fisik seseorang diwarisi dari ayah dan ibunya. Ketika berada dalam kandungan, perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi dari ibu dan keadaan kejiwaan ibu. Jika asupan nutrisi dan keadaan kejiwaan ibu baik, anak akan tumbuh baik begitupun sebaliknya. Beberapa penyakit juga diturunkan dari orangtua, seperti diabetes, darah tinggi dan kelainan darah. Menurut penelitian, kemampuan IQ anak pun dipengaruhi oleh IQ orangtua kandungnya.
b.      Lingkungan fisik (geografis)
Lingkungan fisik seperti perbedaan kesuburan tanah dan kekayaan alam akan mempengaruhi kepribadian penduduknya. Menurut penelitian mengenai mereka yang tinggal didaerah tandus, panas dan miskin cenderung lebih keras menghadapi hidup dan tega menghadapi orang lain. Sedangkan lingkungan fisik yang subur menghasilkan kepribadian yang ramah, lebih santai dan terbuka pada orang lain.
c.       Kebudayaan
Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat norma sosial budaya yang berbeda dari masyarakat lain. Norma sosial budaya ini mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Perbedaan nilai dan norma kebudayaan signifikan terhadap perbedaan kepribadian. Misalnya orang yang berasal dari suku di luar Jawa akan melihat orang Jawa sebagai individu yang halus baik tuturkata maupun gerakannya. Perempuan Jawa pantang berbicara dan tertawa keras. Sedangkan oorang dari sukubangsa Batak seolah-olah selalu berbicara dengan suara lantang.
d.      Pengalaman Kelompok
Melalui pergaulan kelompok seseorang akan menilai dirinya sesuai dengan nilai kelompoknya. Pembentukan kepribadian dipengaruhi nilai kelompok masyarakatnya. Contohnya individu mendapatkan pengalaman dari teman-teman sebaya atau teman sepermainan.
e.       Pengalaman Unik
Perbedaan kepribadian terjadi karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak ada yang menyamai. Misalnya seorang anak di waktu kecil belajar naik sepeda dan jatuh. Sejak itu ibu selalu melarang jika anak ingin mencoba naik sepeda lagi karena takut anak jatuh. Larangan tersebut mempengaruhi pembentukan kepribadian, menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru karena takut gagal.

2.3       Teori kepribadian menurut para ahli
            Teori kepribadian dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
(Humanistik,Behaviorism dan Sosiokultural).

1.      Teori Humanistik
Teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternative dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisis dan behavioristik). Kekuatan yang ketiga ini dinamakan humanistic karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya” (Yusuf Syamsu, 2007:141).

·         Teori humanistik menurut Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
a.       suatu usaha yang positif untuk berkembang
b.      kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

·         Teori humanistik menurut Carl Rogers
Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois Chicago, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Semula Rogers menekuni bidang agama tetapi akhirnya pindah ke bidang psikologi. Ia mempelajari psikologi klinis di Universitas Columbia dan mendapat gelar Ph.D pada tahun 1931, sebelumnya ia telah merintis kerja klinis di Rochester Society untuk mencegah kekerasan pada anak. Gelar profesor diterima di Ohio State tahun 1960. Tahun 1942, ia menulis buku pertamanya, Counseling and Psychotherapy dan secara bertahap mengembangkan konsep Client-Centerd Therapy.
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
1.       Kognitif (kebermaknaan)
2.       experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Guru menghubungkan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
a. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.                                        Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
b. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
c. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

·         Teori humanistik menurut Ki Hajar Dewantara
Ki hajar dewantara berpendapat bahwa beliau melihat manusia lebih pada sisi kehidupan psikologinya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa yaitu cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menurut pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu tertuju pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia.
Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakat. Dan ternyata pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada perkembangan daya cipta, dan kurang memperhatikan perkembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi. Ki Hajar Dewantara sendiri dengan mengubah namanya ingin menunjukkan perubahan sikapnya dalam melaksanakan pendidikan yaitu jadi Satria Pinandita ke Pinandita Satria yaitu dari pahlawan yang berwatak guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan Negara.
2.      Teori Behaviorism
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.
·         Teori behaviorism menurut Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya. Strategi Pavlo ini individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. (Juntika Syamsu,2008:124)
Struktur Kepribadian menurut pandangan Pavlov terbagi atas dua bagian yaitu:
1. Tingkah laku responden (Responden Behavior)
Respon yang dihasilkan organisme untuk menjawab stimulus secara spesifik berdasarkan respon yang diberikan, seperti mengeluarkan air liur ketika melihat makanan.

2. Tingkah laku operan (operant behavior)
Respon yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu. Organisme dihadapkan kepada pilihan-pilihan respon mana yang akan dipakai untuk menanggapi suatu stimulus.Dinamika dan Perkembangan kepribadian Menurut pandangan Pavlov: (Alwisol, 2004: 402)

·         Teori behaviorism menurut Skinner
Skinner memahami dan mengontrol tingkah laku memakai teknik analisis fungsional tingkah laku (functional analysis of behavior): suatu analisis tingkah laku dalam bentuk hubungan sebab akibat, bagaimana suatu respon timbul mengikuti stimulus atau kondisi tertentu. Menurutnya analisis fungsional akan menyingkap bahwa penyebab terjadinya tingkah laku sebagaian besar berada di event antesedennya atau berada di lingkungan. Skinner yakin bahwa tingkah laku dapat diterangkan dan dikontrolkan semata-mata dengan memanipulasi lingkungan dimana organisme yang bertingkah laku itu berada.(Alwisol,2005:401)
Unsur kepribadian yang dipandang Skinner relative tetap adalah tingkah laku itu sendiri. Ada dua klasifikasi tipe tingkah laku:
1. Tingkah laku responden (respondent behavior); respon yang dihasilkan organisme untuk menjawab stimulus yang secara spesifik berhubungan dengan respon itu. Respon reflex termasuk dalam komponen ini, seperti mengeluarkan air liur ketika melihat makanan, mengelak dari pukulan dengan menundukkan kepala, merasa takut waktu ditanya guru, atau merasa malu waktu dipuji.
2. Tingkah laku operan (operant behavior); respon yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu. Terjadi proses pengikatan stimulus baru dengan respon baru.



3. Teori Sosiokultural
Sosial berasal dari kata Latin Socius yang berarti kawan atau masyarakat, sedangkan kultural berasal dari Colere yang berarti mengolah. Colere berasal dari bahasa Inggris yaitu Cultur yang diartikan sebagai segala daya upaya dan kegiatan manusia dalam mengubah dan mengolah alam (Soerjono Soekanto:1990).

·         Teori Sosiokultural menurut Piagiet
Menurut piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetic, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis dalam bentuk perkembangan system syaraf. Piaget berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan berasal dari individu.Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa.Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder.
Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi hanya sekedar memudahkan belajar. Perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan sehingga terjadi ekuilibrasi. Untuk mencapai ekuilibrasi dibutuhkan proses adaptasi (asimilasi dan akomodasi).

·         Teori Sosiokultural menurut Vygotsky
Vygotsky menjelaskan dalam tulisannya pada tahun 1920-an dan 1930-an menekankan bagaimana interaksi anak dengan orang dewasa memberikan sumbangan terhadap perkembangan keterampilan. Menurut Vygotsky, orang dewasa yang sensitif memperhatikan kesiapan anak untuk tantangan baru, dan mereka menyusun kegiatan yang tepat untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan baru.
Orang dewasa berperan sebagai mentor dan guru, mengarahkan anak ke dalam zone of proximal development – istilah Vygotsky untuk rentang keterampilan yang tidak dapat dilakukan anak sendiri tanpa bantuan orang dewasa yang ahli. Orang tua dapat mendorong konsep angka sederhana, misalnya dengan menghitung bibit biji kakau dengan anak-anak atau menakar beras untuk dimasak bersama, dan mengisi angka yang tidak diingat anak.Saat anak berpartisipasi pada pengalaman semacam itu sehari-hari dengan orang tua, guru, dan orang lain, mereka secara bertahap belajar praktek, keterampilan, dan nilai kebudayaan (Trianto, 2008:67).


2.4              Manfaat konsep kepribadian dalam ruang lingkup keperawatan
Pengetahuan tentang manusia dan konsep kebutuhannya dapat membantu perawat dalam berbagai hal diantaranya:
1. Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka bisa mencapai kebutuhan personal di luar situasi klien.
2. Dengan memahami  kebutuhan manusia, perawat dapat memahami perilaku orang lain dengan llebih baik.
3. Pengatahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan kerangka kerja untuk dapat diaplikasikan dallam proses kepee\rawatan pada tingkat individu dan keluarga.
4. Perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia untuk mengurangi stres.
5. Perawat dapat menggunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Kadang manusia tidak menyadari tentang kebutuhannya. Perawat dapat membantu klien ke arah  aktualisasi  diri dengan ccara membantu mereka menemukan arti dalam pengalaman sakit mereka.







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian.
Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

3.2 Saran
Rawatlah kepribadian yang kita miliki sebaik mungkin,dan terus berintraksi secara positif dengan sesama agar tercipta lingkungan yang harmonis dalam keidupan bermasyarakat,berbangsa dan beragama.











DAFTAR PUSTAKA

Drs.Irwanto,Psikologi Umum,(PT.Prenhallindo:Jakarta 2002)227.
Drs.Agus Sujianto dkk.Psikologi Kepribadian (BumiAksara:Jakarta               2008)  67 
Agus Sujanto,dkk,psikologi  kepribadian,(Bumi Aksara:Jakarta 2008)59
LindaL.Davindo,psikologi suatu pngantar,(Erlangga:Surabaya 2000) 144
Perry & potter. 1999. Fundamental keperawatan. Jakarta : EGC
Ayub Sani Ibrahim (2003), Panik Neurosis dan Gangguan Cemas, Jakarta :                        PT. Dua  As– As

1 comment: