KONSEP DAN TEORI
KEPRIBADIAN
MAKALAH
Oleh
Kelompok V
Anggota Kelompok
Doni Purwansyah
(152310101073)
Surtiani Dewi
(152310101075)
Putri Ayunda Retno
Arini (152310101077)
Rega Estu Kusumawati (152310101079)
PROGAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepribadian
merupakan kombinasi dari pikiran, emosi dan perilaku yang membuat seseorang
unik, berbeda satu sama lain dan juga bagaimana seseorang melihat dirinya
sendiri. Karakter kepribadian secara mencolok membedakan diri seseorang dengan
orang lain.Dalam
mempelajari psikologi tidak lepas dari mempelajari tentang jiwa, kepribadian
seseorang dalam setiap perbuatan tingkah laku dalam kesehariannya.
Khusus dalam mempelajari kepribadian seseorang tidak hanya
dapat dilihat dari tampak luarnya saja, karena sering kali apa yang terlihat
dari luar tidak sama dengan kenyataan yang terjadi, yang dialami seseorang,
semua yang tampak dari luar hanyalah sebagai topeng saja. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud
bahwa manusia bagaimanapun juga tidak lepas dari individu yang lainnya. Manusia
juga merupakan makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada
taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa
dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga
sulit dipahami karena keunikannya.
Dengan
keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk
apapun. Tetapi, bagaimanapun sulitnya atau apapun hambatannya, manusia ternyata
tidak pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang dicarinya itu. Dan barang
kali sudah menjadi ciri atau sifat manusia juga untuk selalu mencari tahu dan
tidak pernah puas dengan pengetahuan-pengetahuan yang diperolehnya, termasuk
pengetahuan tentang dirinya sendiri dan sesamanya. Sekian banyak upaya yang
telah diarahkan untuk memahami manusia. Tetapi tidak semua upaya tersebut
membawa hasil, namun upaya pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti
penting dan tetap harus dilaksanakan. Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup
manusia, tergantung kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah devisini konsep dan teori
kepribadian?
1.2.2 Apa saja faktor yang yang mempengaruhi teori kepribadian?
1.2.3 Bagaimana teori kepribadian menurut para ahli?
1.2.4 Bagaimana penerapan
konsep kepribadian dalam ruang lingkup keperawatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui devinisi konsep dan teori
kepribadian.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor yang yang mempengaruhi teori
kepribadian.
1.3.3 Untuk mengetahui teori kepribadian menurut
para ahli.
1.3.4 Untuk mengetahui penerapan konsep
kepribadian dalam ruang lingkup keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Devinisi konsep dan teori
kepribadian
·
Konsep kepribadian
Kepribadian (personality) merupakan
salah satu kajian psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau
temuan-temuan (hasil praktik penanganan kasus) para ahli. Adapun kepribadian
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality. Kata personality
sendiri berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng yang
digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan. Di sini para
aktor menyembunyikan kepribadiannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai
dengan topeng yang digunakan (Syamsu & Juntika, 2011).
·
Teori Kepribadian
Teori merupakan salah satu unsur
penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi
kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha memahami perilaku dan
kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan
teori kepribadian? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori
kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain
berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
.
2.2 Faktor yang mempengaruhi konsep
dan teori kepribadian
Kalau kita
perhatikan, kepribadian individu sangat beragam. Berikut adalah factor-faktor
yang memepengaruhi konsep dan teori kepribadian:
a.
Keadaan Fisik
Setiap manusia mempunyai keadaan fisik yang berbeda dari orang lain.
Perbedaan fisik anak menimbulkan perbedaan perlakuan dari orang sekitarnya. Anak
yang fisiknya lemah cenderung dilindungi secara berlebihan sehingga tumbuh
menjadi pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru. Bandingkan jika anak
secara fisik kuat dan jarang sakit, bagaimana perlakuan yang diterimanya dari
orang lain? Hal tersebut mempengaruhi anak dalam membentuk konsep diri dan
akhirnya mempengaruhi model kepribadiannya. Keadaan fisik seseorang diwarisi
dari ayah dan ibunya. Ketika berada dalam kandungan, perkembangan individu
sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi dari ibu dan keadaan kejiwaan ibu. Jika
asupan nutrisi dan keadaan kejiwaan ibu baik, anak akan tumbuh baik begitupun
sebaliknya. Beberapa penyakit juga diturunkan dari orangtua, seperti diabetes,
darah tinggi dan kelainan darah. Menurut penelitian, kemampuan IQ anak pun
dipengaruhi oleh IQ orangtua kandungnya.
b.
Lingkungan fisik (geografis)
Lingkungan fisik seperti perbedaan kesuburan tanah dan kekayaan alam akan
mempengaruhi kepribadian penduduknya. Menurut penelitian mengenai mereka yang
tinggal didaerah tandus, panas dan miskin cenderung lebih keras menghadapi
hidup dan tega menghadapi orang lain. Sedangkan lingkungan fisik yang subur
menghasilkan kepribadian yang ramah, lebih santai dan terbuka pada orang lain.
c.
Kebudayaan
Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat norma sosial budaya yang berbeda
dari masyarakat lain. Norma sosial budaya ini mempengaruhi pembentukan
kepribadian seseorang. Perbedaan nilai dan norma kebudayaan signifikan terhadap
perbedaan kepribadian. Misalnya orang yang berasal dari suku di luar Jawa akan
melihat orang Jawa sebagai individu yang halus baik tuturkata maupun
gerakannya. Perempuan Jawa pantang berbicara dan tertawa keras. Sedangkan
oorang dari sukubangsa Batak seolah-olah selalu berbicara dengan suara lantang.
d.
Pengalaman Kelompok
Melalui pergaulan kelompok seseorang akan menilai dirinya sesuai dengan
nilai kelompoknya. Pembentukan kepribadian dipengaruhi nilai kelompok
masyarakatnya. Contohnya individu mendapatkan pengalaman dari teman-teman
sebaya atau teman sepermainan.
e.
Pengalaman Unik
Perbedaan kepribadian terjadi karena pengalaman yang
dialami seseorang itu unik dan tidak ada yang menyamai. Misalnya seorang anak
di waktu kecil belajar naik sepeda dan jatuh. Sejak itu ibu selalu melarang
jika anak ingin mencoba naik sepeda lagi karena takut anak jatuh. Larangan
tersebut mempengaruhi pembentukan kepribadian, menyebabkan anak tumbuh menjadi
pribadi yang tidak berani mencoba hal-hal baru karena takut gagal.
2.3 Teori
kepribadian menurut para ahli
Teori
kepribadian dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
(Humanistik,Behaviorism
dan Sosiokultural).
1.
Teori Humanistik
Teori humanistik dipandang sebagai
“third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternative dari
kedua kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisis dan behavioristik).
Kekuatan yang ketiga ini dinamakan humanistic karena memiliki minat yang
eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai
“orientasi teoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya
terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan
dirinya” (Yusuf Syamsu, 2007:141).
·
Teori humanistik menurut Maslow
Teori
Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
a.
suatu usaha yang positif untuk berkembang
b.
kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang
mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah
ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan
untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan,
ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri(self).
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi
tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti
kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di
atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki
kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang
harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan
bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan
dasar si siswa belum terpenuhi.
·
Teori humanistik menurut Carl Rogers
Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois
Chicago, sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Semula Rogers menekuni
bidang agama tetapi akhirnya pindah ke bidang psikologi. Ia mempelajari
psikologi klinis di Universitas Columbia dan mendapat gelar Ph.D pada tahun
1931, sebelumnya ia telah merintis kerja klinis di Rochester Society untuk
mencegah kekerasan pada anak. Gelar profesor diterima di Ohio State tahun 1960.
Tahun 1942, ia menulis buku pertamanya, Counseling and Psychotherapy dan secara
bertahap mengembangkan konsep Client-Centerd Therapy.
Rogers
membedakan dua tipe belajar, yaitu:
1.
Kognitif (kebermaknaan)
2.
experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Guru menghubungkan akademik ke dalam pengetahuan terpakai
seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential
Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas
belajar experiential learning mencakup keterlibatan siswa secara personal,
berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada
siswa.
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran
adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran,
yaitu:
a.
Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak
harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
b.
Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian
bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa.
c.
Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.Belajar yang bermakna dalam masyarakat
modern berarti belajar tentang proses.
·
Teori humanistik menurut Ki Hajar
Dewantara
Ki hajar dewantara berpendapat bahwa beliau melihat manusia
lebih pada sisi kehidupan psikologinya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa
yaitu cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menurut
pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu tertuju pada
satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia.
Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka hanya akan
menjauhkan peserta didik dari masyarakat. Dan ternyata pendidikan sampai
sekarang ini hanya menekankan pada perkembangan daya cipta, dan kurang
memperhatikan perkembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan
menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi. Ki Hajar Dewantara sendiri
dengan mengubah namanya ingin menunjukkan perubahan sikapnya dalam melaksanakan
pendidikan yaitu jadi Satria Pinandita ke Pinandita Satria yaitu dari pahlawan
yang berwatak guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan
peserta didik untuk melindungi bangsa dan Negara.
2.
Teori Behaviorism
Behaviorisme
adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan
oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat
diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi
yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau
mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang
diinginkan.
·
Teori behaviorism menurut Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov
mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat
dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk
mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Strategi Pavlo ini individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus
alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari
luar. (Juntika Syamsu,2008:124)
Struktur Kepribadian menurut pandangan Pavlov terbagi atas
dua bagian yaitu:
1.
Tingkah laku responden (Responden Behavior)
Respon
yang dihasilkan organisme untuk menjawab stimulus secara spesifik berdasarkan
respon yang diberikan, seperti mengeluarkan air liur ketika melihat makanan.
2.
Tingkah laku operan (operant behavior)
Respon
yang dimunculkan organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa
terjadinya respon itu. Organisme dihadapkan kepada pilihan-pilihan respon mana
yang akan dipakai untuk menanggapi suatu stimulus.Dinamika dan Perkembangan
kepribadian Menurut pandangan Pavlov: (Alwisol, 2004: 402)
·
Teori behaviorism menurut Skinner
Skinner
memahami dan mengontrol tingkah laku memakai teknik analisis fungsional tingkah
laku (functional analysis of behavior): suatu analisis tingkah laku
dalam bentuk hubungan sebab akibat, bagaimana suatu respon timbul mengikuti
stimulus atau kondisi tertentu. Menurutnya analisis fungsional akan menyingkap
bahwa penyebab terjadinya tingkah laku sebagaian besar berada di event
antesedennya atau berada di lingkungan. Skinner yakin bahwa tingkah laku dapat
diterangkan dan dikontrolkan semata-mata dengan memanipulasi lingkungan dimana
organisme yang bertingkah laku itu berada.(Alwisol,2005:401)
Unsur kepribadian yang dipandang Skinner relative tetap
adalah tingkah laku itu sendiri. Ada dua klasifikasi tipe tingkah laku:
1.
Tingkah laku responden (respondent behavior); respon yang dihasilkan
organisme untuk menjawab stimulus yang secara spesifik berhubungan dengan
respon itu. Respon reflex termasuk dalam komponen ini, seperti mengeluarkan air
liur ketika melihat makanan, mengelak dari pukulan dengan menundukkan kepala,
merasa takut waktu ditanya guru, atau merasa malu waktu dipuji.
2.
Tingkah laku operan (operant behavior); respon yang dimunculkan
organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya
respon itu. Terjadi proses pengikatan stimulus baru dengan respon baru.
3. Teori Sosiokultural
Sosial
berasal dari kata Latin Socius yang berarti kawan atau masyarakat, sedangkan
kultural berasal dari Colere yang berarti mengolah. Colere berasal dari bahasa
Inggris yaitu Cultur yang diartikan sebagai segala daya upaya dan kegiatan
manusia dalam mengubah dan mengolah alam (Soerjono Soekanto:1990).
·
Teori Sosiokultural menurut Piagiet
Menurut piaget perkembangan
kognitif merupakan suatu proses genetic, yaitu proses yang didasarkan atas
mekanisme biologis dalam bentuk perkembangan system syaraf. Piaget berpendapat bahwa belajar
ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan berasal dari
individu.Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya
dibanding orang-orang yang lebih dewasa.Penentu utama terjadinya belajar adalah
individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor
sekunder.
Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan
belajar, sedangkan penataan kondisi hanya sekedar memudahkan belajar.
Perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang diikuti adaptasi biologis
dengan lingkungan sehingga terjadi ekuilibrasi. Untuk mencapai ekuilibrasi
dibutuhkan proses adaptasi (asimilasi dan akomodasi).
·
Teori Sosiokultural menurut Vygotsky
Vygotsky menjelaskan dalam tulisannya pada tahun 1920-an dan
1930-an menekankan bagaimana interaksi anak dengan orang dewasa memberikan
sumbangan terhadap perkembangan keterampilan. Menurut Vygotsky, orang dewasa
yang sensitif memperhatikan kesiapan anak untuk tantangan baru, dan mereka
menyusun kegiatan yang tepat untuk membantu anak-anak mengembangkan
keterampilan baru.
Orang
dewasa berperan sebagai mentor dan guru, mengarahkan anak ke dalam zone of
proximal development – istilah Vygotsky untuk rentang keterampilan yang
tidak dapat dilakukan anak sendiri tanpa bantuan orang dewasa yang ahli. Orang
tua dapat mendorong konsep angka sederhana, misalnya dengan menghitung bibit
biji kakau dengan anak-anak atau menakar beras untuk dimasak bersama, dan
mengisi angka yang tidak diingat anak.Saat anak berpartisipasi pada pengalaman
semacam itu sehari-hari dengan orang tua, guru, dan orang lain, mereka secara
bertahap belajar praktek, keterampilan, dan nilai kebudayaan (Trianto, 2008:67).
2.4
Manfaat
konsep kepribadian dalam ruang lingkup keperawatan
Pengetahuan tentang manusia dan konsep kebutuhannya dapat
membantu perawat dalam berbagai hal diantaranya:
1.
Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka bisa mencapai kebutuhan
personal di luar situasi klien.
2.
Dengan memahami kebutuhan manusia, perawat dapat memahami perilaku orang
lain dengan llebih baik.
3.
Pengatahuan tentang kebutuhan dasar dapat memberikan kerangka kerja untuk dapat
diaplikasikan dallam proses kepee\rawatan pada tingkat individu dan keluarga.
4.
Perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia untuk
mengurangi stres.
5.
Perawat dapat menggunakan pengetahuan kebutuhan manusia untuk membantu
seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Kadang manusia tidak menyadari tentang
kebutuhannya. Perawat dapat membantu klien ke arah aktualisasi diri
dengan ccara membantu mereka menemukan arti dalam pengalaman sakit mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepribadian adalah keseluruhan cara
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian
paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang
ditunjukkan oleh seseorang.Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam
memberikan rumusan tentang kepribadian.
Kata kunci dari pengertian
kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian
diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral
maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri,
ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan
antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
3.2 Saran
Rawatlah kepribadian yang kita
miliki sebaik mungkin,dan terus berintraksi secara positif dengan sesama agar tercipta
lingkungan yang harmonis dalam keidupan bermasyarakat,berbangsa dan beragama.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Agus Sujianto dkk.Psikologi
Kepribadian (BumiAksara:Jakarta
2008) 67
Agus
Sujanto,dkk,psikologi kepribadian,(Bumi Aksara:Jakarta 2008)59
LindaL.Davindo,psikologi
suatu pngantar,(Erlangga:Surabaya 2000) 144
Perry & potter. 1999. Fundamental keperawatan. Jakarta : EGC
Ayub Sani Ibrahim (2003), Panik Neurosis dan Gangguan Cemas,
Jakarta : PT. Dua As– As
makasih postingannya bermanfaat😊
ReplyDeletedana pinjam online